Thursday, June 7, 2007

14 PISAU

Dalam era perdagangan bebas saat ini, dimana persaingan sangat ketat, sangatlah sulit untuk bertahan hidup apalagi berkembang. Persaingan datang dari mana - mana,dan susah sekali untuk dibendung, untuk dapat tetap hidup, perusahaan harus kreatif dan terus menggali potensi-potensi yang ada, sehingga dapat membuahkan kebijakan-kebijakan yang positif untuk perusahaan.

Orang banyak berpendapat, bahwa perusahaan yang besar mempunyai daya tahan untuk hidup yang lebih baik dari pada perusahaan kecil, pendapat ini tidak sepenuhnya benar, dulu ada ungkapan .ikan besar makan ikan kecil., yang artinya perusahaan yang besar akan mengalahkan perusahaan yang kecil, namun sekarang tidak lagi demikian,ungkapannya menjadi .ikan cepat makan ikan lambat., yang maksudnya adalah perusahaan yang lebih cepat dalam mengadaptasi teknologi terkini, lebih cepat bereaksi dan lebih cepat dalam segala hal akan menjadi pemenang, walaupun saingannya adalah perusahaan-perusahaan yang lebih besar dalam permodalan, jumlah orang, kapasitas produksi dan sebagainya.

Dalam menjalankan bisnisnya, tujuan utama perusahaan adalah meraih keuntungan
(Profit), apabila perusahaan tidak untung itu artinya perusahaan TIDAK ETIS, karena
tidak dapat menghidupi karyawan dan keluarganya, tidak dapat memberi value added bagi
customer, tidak dapat membangun masyarakat, lingkungan dan negara.

Untuk meraih keuntungan dapat dicapai dengan 2 hal, yaitu meningkatkan omset
penjualan dan mengurangi biaya.

Profit = Omset Penjualan - Biaya

Seperti sudah disampaikan diatas bahwa persaingan sangat ketat saat ini, sehingga untuk
meningkatkan omset akan sulit dilakukan, apalagi menaikkan harga, hal ini akan lebih sulit
lagi, karena dua hal ini berhubungan dengan pihak ekstern yang lebih sulit untuk dikontrol.
Bagi perusahaan akan lebih mudah untuk mengontrol pihak intern, dan dari rumus diatas,
yang berkaitan dengan pihak intern adalah biaya.

Setiap Biaya Tak Wajar, 1 Rupiah pun harus dianggap SETAN yang harus DIBUNUH. Setiap Membabat Biaya Tak Wajar, 1 Rupiah pun adalah kewajiban setiap personil yang
ada diperusahaan.

Kiat-kiat membabat biaya yang tidak wajar dengan :
1. Membabat Setiap Biaya dengan Audit yang Ketat
Dibuat satu Tim Pembabat Biaya untuk men-screening, mengaudit biaya dan meneliti setiap rupiah yang keluar.

2. Membabat SDM
SDM yang berkelebihan / tidak memberikan kontribusi harus dibabat, karena bila dibiarkan akan membuat produktifitas perusahaan turun. Penelitian di Amerika, dari 3 orang pekerja, 1 orang memberikan kontribusi (sikap mental positif, manajerial & technical skill), 1 orang mencapai Break Event Point (BEP), dan 1 orang tidak memberikan kontribusi. Orang yang tidak memberikan kontribusi untuk perusahaan ini harus dibabat.

3. Membabat Birokrasi dan Tingkatan (Layer) dalam struktur organisasi.
Semakin banyak tingkatan / layer dalam struktur organisasi, akan membuat birokrasi semakin panjang, yang akhirnya akan meningkatkan biaya. Struktur organisasi harus ditinjau ulang dari struktur yang vertikal (banyak tingkatan / layer)menjadi horizontal (rentang kendali yang lebar).

4. Membabat Asset yang tidak produktif
Dalam pemilikan asset, harus dianalisa apakah asset tersebut akan memberikan nilai tambah (value added) kepada perusahaan?, jika tidak, maka asset tersebut adalah asset yang tidak produktif yang hanya akan menambah biaya dan harus dibabat. Contoh: mesin, kendaraan, gedung dan kantor.

5. Membabat Biaya dalam pembelian
Setiap melakukan pembelian, harus selalu disesuaikan dengan budget pembelian yang sudah dibuat, dan dalam pembelian harus dilakukan perbandingan lebih dari satu supplier, sehingga dapat dipilih supplier mana yang paling dapat memberikan barang / jasa sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang ditinjau dari kualitas, harga dan servis.

6. Membabat Budget
Budget perusahaan yang dibuat sesuai dengan kinerja tahun sebelumnya dan analisa tahun yang akan berjalan dapat ditekan, yaitu dengan cara memotong langsung budget yang sudah dibuat tersebut.

7. Membabat Stock
Perusahaan menumpuk stock artinya perusahaan menambah biaya, karena stock dapat mengganggu aliran kas / cash flow perusahaan, biaya perawatan dan tempat penyimpanan stock juga besar. Sehingga stock harus dibabat dan perusahaan menuju ke Zero Stock.

8. Membabat Customer yang tidak memberi kontribusi
Dalam melayani Customer harus diterapkan prinsip Pareto, hukum 80 : 20, yaitu :
dari 80% jumlah Customer yang ada, hanya memberikan 20% kontribusi kepada perusahaan, dan dari 20% jumlah Customer yang ada, memberikan 80% kontribusi kepada perusahaan. Sehingga 20% Customer yang memberikan kontribusi besar kepada perusahaan ini harus diperhatikan dan lebih fokus kepada mereka, sedangkan 80% Customer yang lain harus dipilah-pilah lagi, yang tidak memberikan kontribusi harus dibabat, perusahaan tidak dapat memperhatikan semua Customer, karena sumber daya perusahaan terbatas, sehingga waktu dan tenaga juga terbatas.

9. Membabat Biaya Operasional
Perusahaan mendapat order atau tidak, biaya operasional tetap keluar, seperti biaya telepon, listrik, air, gaji pegawai, dan sebagainya.

10. Membabat Waktu Rapat
Seleksi peserta rapat yang tepat, harus ada persiapan secara tertulis, mengurangi diskusi yang tidak efisien, rapat untuk ambil keputusan. Untuk menekan inefisien setiap rapat, harus ditentukan penanggung jawab dan target waktu penyelesaian tugas-tugas, dan harus dimonitor sampai tuntas dan diselesaikan sebelum jatuh tempo. Rapat mulai dan selesai tepat waktu.

11. Membabat Gengsi
Menekan biaya .show off. (sok aksi) tapi tidak mengurangi reputasi. Kemewahan tidak menambah keuntungan (Profit), karena tidak menjamin pelanggan akan puas.

12. Membabat Biaya-Biaya Keuangan
Perusahaan harus lebih efisien dalam memanfaatkan aliran kas / cash flow, lebih tepat waktu menarik piutang, hindarkan bad debt, mengelola dan mencari bunga bank yang rendah, dan sebagainya.

13. Membabat Biaya Pengembangan Produk
Biaya Pengembangan Produk dapat dibabat dengan cara:
- Meningkatkan kesuksesan penjualan produk yang dipasarkan (success rate)
- Menghasilkan kualitas produk yang sama, dengan biaya bahan dan proses yang seminimum mungkin.

14. Membabat Biaya Sistem Inefisien
Sistem yang ada dalam perusahaan harus dianalisa dan direview, harus dicari cara untuk menyederhanakan sistem, menghilangkan sistem yang tumpang tindih, birokrasi, tanpa mengurangi sistem kontrol.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, setiap personil perlu dinilai performance-nya
dikaitkan ke Biaya. Bila mencapai target dan budget, mendapat nilai + (Plus), bila tidak
mencapai target dan melebihi budget, mendapat nilai - (Minus).
Biasakan dengan analisa orientasi konsep hasil akhir, yaitu apapun yang dilakukan, apakah
hasil akhirnya akan menguntungkan perusahaan ?.
Setiap pengeluaran 1 rupiah pun, harus ada 4 pertanyaan :
1. Apakah hasil akhirnya bila mengeluarkan biaya tersebut ?
2. Apabila tidak mengeluarkan biaya tersebut dan tidak mendapatkan hasil akhir, apa kerugiannya ?
3. Apakah ada cara lain selain mengeluarkan biaya tersebut, tapi tetap mendapatkan hasil akhir ?
4. Apabila tetap harus mengeluarkan biaya tersebut, apakah pasti mendapatkan hasil akhir ?
Mengurangi 1 rupiah biaya, berarti mendapatkan 1 rupiah keuntungan.
Kita harus selalu memiliki konsep pemikiran:
Kondisi Umum, Omset Penjualan 10, Biaya 9 = Profit 1
Usahakan, Omset Penjualan 10, Biaya ≤ 8 = Profit ≥ 2 (min naik 100%)
Harus Kita Cegah, Omset Penjualan 10, Biaya ≥11 = Profit ≥ - 1 (min rugi 100%)

No comments: